Carilah Dahulu Kerajaan Allah dan Kebenaran-Nya

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33)

Saya percaya hampir setiap orang Kristen mengetahui ayat di atas. Banyak
juga yang menjadikannnya sebagai ayat favorit dan pegangan hidup. Apakah kita benar-benar mengerti yang dimaksud dengan perkataan Yesus ini? Perkataan Yesus ini sebenarnya mengandung pengertian yang sangat dalam.

Sebelum mengatakan perkataan ini, Yesus berkata tentang apa yang dicari oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Orang yang tidak
mengenal Allah mencari hal duniawi yaitu makanan, minuman, pakaian, rumah, mobil, jodoh, dan lainnya. Kata "semuanya" yang dimaksud oleh Yesus adalah hal yang dicari orang yang tidak mengenal Allah. Jadi sebagai orang percaya maka kita akan bisa memiliki semua itu. Tetapi ada satu syarat yaitu harus lebih dulu mencari kerajaan Allah dan kebenarannya.

Dalam terjemahan bahasa Indonesia sehari-hari terdapat pengertian yang lebih jelas. Versi B.Indonesia sehari-hari : "Jadi, usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua yang lain akan diberikan Allah juga kepadamu."

Mencari kerajaan Allah dan kebenarannya maksudnya adalah kita menjadikan Yesus sebagai Tuhan atas seluruh aspek hidup kita. Dengan kata lain menempatkanNya sebagai prioritas utama dalam hidup kita. Saya masih teringat dengan salah satu perkataan Brian Houston dalam kotbahnya:"Put Him first in your life".

Saudaraku kalau boleh jujur saya ingin mengatakan kebanyakan orang kristen umumnya akan mencari semuanya yang akan ditambahkan daripada mencari kerajaan Allah dulu. Bahkan dalam doa-doa kita kebanyakan kita meminta yang ditambahkan daripada kehendak Allah. Tuhan bukan tidak ingin memberkati anak-anakNya tetapi Ia ingin kita lebih dulu menjadikanNya sebagai Tuhan atau prioritas utama dalam seluruh aspek hidup kita. Oleh sebab itu dalam doa Bapa kami, kata datanglah kerajaanMu jadilah kehendakmu ditempatkan lebih dulu dari doa meminta berkat/makanan.

Kita sering datang berdoa kepada Tuhan dengan list yang panjang. Tuhan berkati hidupku, pelayanku, keluargaku, masa depanku dan lainnya. Tetapi kita jarang berdoa agar kehendak Tuhan jadi atas semua yang kita doakan. Apalagi bila berdoa untuk masalah jodoh maka biasanya kita sulit untuk berdoa agar kehendak Tuhan yang jadi. Soalnya biasanya kita sudah memiliki perasaan cinta atau suka sebelum mencari kehendak Tuhan.

Dalam berdoa untuk hal jodoh saya selalu berdoa: " Tuhan jikalau memang ini kehendakMu maka biarlah Tuhan memimpin dan menjadikannya pada waktunya tetapi bila bukan maka kiranya dijauhkan dariku". Sejujurnya memang sulit bila di hati ini sudah ada rasa cinta tetapi bila kita ingin diberkati maka kita harus meletakkan kehendak Tuhan sebagai prioritas yang utama.

Untuk menguji apakah kita mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya itu tidak susah. Misalnya saat ini ada yang menawarkan kita uang 1 milyar tanpa pamrih apapun dan juga tersebut adalah uang halal. Yang lebih meneguhkan lagi orang itu berkata bahwa ia merasa digerakkan oleh Tuhan. Dan sepertinya kita juga memerlukan uang itu untuk pelayanan rohani. Reaksi kita terhadap tawaran itu bisa menunjukkan apakah kita mencari kerajaan Allah dulu atau tidak. Bisa jadi itu memang adalah kehendak Tuhan tetapi bisa juga bukan.

Bila kita memang menempatkanNya sebagai prioritas utama maka kita seharusnya berdoa dulu dan menyerahkannya kepada Tuhan agar kehendakNya yang terjadi. Tetapi bila kita berfokus kepada semua yang ditambahkan itu maka kita akan langsung menerima pemberian itu tanpa mencari dahulu kehendak Tuhan. Pernyataan ini sepertinya bernada sangat munafik bagi banyak orang. Ini bukan masalah munafik atau tidak melainkan kebenaran yang seharusnya kita lakukan

Demikian juga dengan masalah memilih pasangan hidup/jodoh. Apakah kita mau menempatkanNya sebagai prioritas utama dalam bidang ini? Banyak orang sulit menyerahkan hal yang satu ini kepada Tuhan. Saya juga dulu takut menyerahkan masalah jodoh kepada Tuhan sebab saya takut nanti Tuhan memberikan orang yang tidak sesuai dengan pilihan saya. Saudaraku, percayalah Tuhan itu adalah Bapa yang baik. Bila bapa di dunia saja ingin anaknya bahagia apalagi Bapa kita di surga yang sempurna? Ia bukan saja akan memberikan yang baik melainkan yang terbaik buat setiap anak-anakNya.

Yang perlu kita lakukan adalah mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya dan yang lain akan menyusul. Menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama dalam seluruh aspek hidup kita.

Identifying Your Calling

calling, panggilan iman, panggilan untuk bermisi, god is good
Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 17:16 

"Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala." 

Dalam renungan kemarin saya sudah menyampaikan topik mengenai panggilan yang tentu saja berbeda antar orang per-orang. Seperti yang sudah saya janjikan, hari ini saya akan melanjutkan lebih jauh mengenai perihal panggilan ini. Terutama bagi yang belum mengetahui atau menemukan panggilannya, bagaimana cara mengetahui apa yang menjadi panggilan dan bagaimana kita harus menyikapinya? 

Ada banyak cara untuk bisa mengenali apa yang menjadi panggilan kita, misalnya dengan memperhatikan talenta apa yang diberikan Tuhan sejak semula dan kemana minat dan bakat kita sesungguhnya mengarah. Untuk kali ini, ada sesuatu yang menarik yang berkenaan akan hal ini yang diambil dari kisah Paulus di Atena dalam Kisah Para Rasul 17:16-34. Pada saat itu Paulus tengah menunggu Silas dan Timotius di Atena dan menyaksikan betapa kota itu ternyata dipenuhi patung berhala. Saya menganjurkan anda untuk terlebih dahulu membaca perikopnya secara lengkap sebelum melanjutkan kepada beberapa poin di bawah. Apa isi poin-poin berikut adalah mengenai mengenali panggilan dan menyikapinya, yang didasarkan kepada perikop tersebut. 

1. Rasa sedih atau gelisah ketika mengalami atau menyaksikan sesuatu 


Ayat pertama yang mengawali perikop ini ditulis sebagai berikut: "Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala." (Kisah Para Rasul 17:16). Perhatikan bagaimana reaksi Paulus ketika melihat sesuatu yang bersinggungan dengan panggilannya. Dalam ayat ini dikatakan bahwa Paulus merasakan rasa sedih yang mendalam. Dalam bahasa Inggrisnya disebut "his spirit was grieved and roused to anger." 

Seperti inilah rasa yang akan muncul ketika panggilan kita tersentuh. Ada rasa sakit, sedih dan kasih yang bersinggungan satu sama lain dalam perasaan kita. Paulus punya panggilan sebagai rasul sehingga banyaknya berhala dan pemujanya di Atena membuatnya merasakan sedih dan kesal. Anda bisa merasakan hal yang sama tapi di tempat berbeda, jika itu berkenaan dengan panggilan anda. 

Ada orang-orang yang panggilannya adalah memperhatikan anak-anak jalanan. Saat orang lain biasa saja melihat anak jalanan berkeliaran di pinggir jalan atau di lampu merah, mereka merasakan sebuah perasaan yang jauh lebih dalam dan sensitif, yaitu rasa sakit melihat penderitaan mereka terlunta-lunta di jalan bersamaan dengan rasa belas kasihan. Ada seorang nenek yang dahulu semasa hidupnya tinggal tidak jauh dari rumah saya, setiap malam ia keluar rumah berkeliling membawa makanan seplastik untuk dibagikan kepada setiap anjing liar yang berpapasan dengannya. Ia pernah berkata bahwa ia tidak bisa tidur sebelum melakukan itu. "Bagaimana saya bisa tidur kalau masih ada anjing-anjing liar di sekitar tempat tinggal saya masih kedinginan dan kelaparan? Hati saya merasa kasihan." Kata-katanya mungkin tidak persis seperti itu, tapi kira-kira seperti itulah bunyinya. Kata-katanya bagi saya sangat berkesan dan tidak akan pernah saya lupakan. 

Mungkin anda tidak merasakan seperti yang mereka rasakan, tapi cobalah peka dalam mengamati sesuatu, dan temukan apa yang membuat anda gelisah ketika melihat sesuatu yang belum baik sementara anda merasa bisa melakukannya dengan lebih baik. Bisa jadi perasaan itu muncul saat melihat ketidak adilan, saat melihat pengemis, anak yatim piatu, melihat kondisi politik yang terang-terang mengangkangi rasa keadilan, harga bahan pokok yang tinggi, makanan olahan yang tidak sehat, rumah yang dibangun dengan kualitas buruk dan sebagainya. Anda biasanya akan merasa gelisah apabila tidak melakukan apa-apa untuk menjawab rasa sedih itu. Anda bisa menemukan panggilan dengan memperhatikan bagaimana perasaan anda ketika melihat hal-hal yang masih butuh pembenahan di sekeliling anda. 

2. Dorongan untuk melakukan sesuatu, segera! 


Ciri lainnya adalah adanya gairah, keinginan, desire/passion atau dorongan untuk melakukan sesuatu terhadap rasa sedih tadi, sesegera mungkin. Kembali kepada perikop Kisah Para Rasul pasal 17, ayat 17 mencatat bentuk reaksi dari sebuah rasa duka yang dialami Paulus. Ayatnya berbunyi demikian: "Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ." 

Perhatikan bahwa Paulus tidak berhenti hanya pada rasa sedih dan marah saja, tetapi ia punya gairah atau semangat untuk memikirkan dan mencari solusi bersama saudara-saudara seiman yang berada di rumah ibadat di Atena. Bukan hanya di sinagoga tapi ia juga melakukan hal itu di pasar alias marketplace. Sebuah panggilan selain membuat hati anda sedih, biasanya akan diikuti dengan rasa untuk bisa terjun langsung mengerjakan sesuatu atasnya, Bisa jadi pada awalnya anda tidak menerima apa-apa atau malah merugi atau mengorbankan sesuatu, tetapi panggilan yang anda di dalam diri anda akan mendatangkan perasaan gelisah dan menuntut adanya aksi untuk segera dilakukan. 

3. Mengambil Tindakan 


Selanjutnya adalah kerinduan untuk turut ambil bagian dengan bertindak langsung, melakukan sebuah aksi atau taking action. Mungkin tidak harus mendadak melakukan sesuatu yang besar, tapi meski sedikit demi sedikit grafiknya akan meningkat naik. Paulus melanjutkan langkahnya dengan berdiri di atas Areopagus (tempat pertemuan penduduk Atena) dan langsung berkotbah mengingatkan mereka agar bertobat, kembali kepada Allah. Bagaimana hasilnya? Memang banyak yang tidak mengindahkannya, tapi Paulus berhasil membawa beberapa orang untuk bertobat dan menerima Yesus. 

Sebuah panggilan biasanya mempunyai ciri tidak tergantung dari seberapa besar tingkat keberhasilannya tapi lebih kepada hati yang terus gelisah apabila hanya diam dan tidak melakukan apa-apa untuk menjawab rasa sedih yang muncul ketika melihat sesuatu yang belum beres. 

Panggilan bisa jadi tidak mudah untuk dijalankan, terlebih di awal. Tetapi jika anda serius dalam menjalankannya, ada banyak berkat dan penyertaan Tuhan dalam setiap langkah yang akan menjadi pengalaman tersendiri yang luar biasa indahnya. Kesuksesan pun mungkin tidak serta merta datang, tapi anda akan merasakan sebentuk kebahagiaan tersendiri yang tidak bisa dinilai dengan uang sebesar apapun. 

Panggilan saya dan istri saya berbeda. Sementara saya terhubung dengan para pelaku di dunia hiburan terutama musik, istri saya punya panggilan lebih kepada anjing-anjing jalanan yang terlantar. Di dunia hiburan yang terkenal jahat itu saya mencoba membagi prinsip-prinsip kebenaran Kristus terutama lewat semua yang saya lakukan, yang kerap terlihat aneh, berbanding terbalik dengan apa yang biasa dilakukan orang disana dan mereka percaya sebagai jalan menuju sukses. Tidak jarang mereka kemudian bertanya untuk tahu lebih jauh, dan saya dengan senang hati membagikannya kepada mereka. Di saat lain, saya mendukung penuh panggilan istri saya dengan sesekali mengantarkannya berkeliling membagikan sosis atau makanan lainnya dari rumah untuk anjing-anjing jalanan yang mengais peluang mencari makan di malam hari ketika jalanan sudah kosong. Mungkin pada suatu waktu nanti Tuhan akan mempercayakannya untuk membuka shelter atau rumah inap bagi hewan yang ter/dibuang? Saya menantikan waktu itu tiba. Dan mungkin pada waktunya Tuhan akan membuka jalan bagi saya untuk berbuat sesuatu yang lebih besar lagi untuk menyatakan terang di dunia gemerlap yang sesungguhnya kelam dan gelap itu? Yang pasti, sebelum sampai kesana, kami akan terus berbuat sesuatu, menjalani panggilan dengan sepenuh hati, menggunakan semua yang ada pada kami untuk melakukan sebaik mungkin. 

Sebuah panggilan biasanya tidak memerlukan pujian, penghormatan atau popularitas atasnya melainkan merupakan sebuah reaksi nyata atas sesuatu yang membuat kita tidak tenang ketika melihatnya, menjawab dan melakukan panggilan sesuai apa yang telah direncanakan Tuhan sejak awal dalam diri kita, jauh sebelum kita diciptakan. Satu hal yang pasti, berita Kerajaan Allah harus bisa menjangkau hingga ke seluruh penjuru bumi. Itu artinya kita tidak boleh berhenti hanya pada ruangan gereja yang dibatasi oleh tembok-tembok saja.Marketplace, dunia hiburan, kantor, lingkungan anda atau dimanapun anda ditempatkan juga memerlukan jamahan Tuhan. Tidaklah kebetulan anda berada di tempat anda ada saat ini. Temukan panggilan anda dan jalani dengan sungguh-sungguh. Disanalah anda akan melihat indahnya berjalan bersama Tuhan, mengalami sebuah hubungan yang sangat indah dengan Tuhan dan merasakan perasaan-perasaan bahagia yang sulit dilukiskan dengan kata-kata ketika panggilan itu dijalankan setahap demi setahap. 

Your calling is the way God plans to make an impact through you